Rabu, 30 November 2011

Trip to Petang Bag.3 (Tukad Bangkung)


Merasa cukup mengintip bukti kejayaan kerajaan Mengwi di Pura Bukit Sari - Sangeh, masih ada lagi tempat menarik yang sayang kalo dilewatkan. Tukad bangkung namanya, jembatan yang kabarnya diklaim jembatan paling tinggi di asia ini berada di desa plaga kecamatan petang. Tidak sulit mencari tempat ini. Meskipun tidak ada petunjuk jalan khusus yang mengarahkan ke tukad bangkung, tetapi masih ada petunjuk jalan menuju ke petang/jurusan ke kintamani. Atau bisa bertanya kepada bli-bli dan gek-gek di pinggir jalan.

Sebenernya ini bukan tujuan wisata pada umumnya, tetapi cukup menarik dengan klaim nya sebagai jembatan tertinggi di asia.

Senin, 24 Oktober 2011

Trip to Petang Bag.2 (Legenda Sangeh)

 Setelah lepas dari hadangan iring-iringan ngaben, lanjut lagi perjalanan menuju pura bukit sari di sangeh. Petunjuk jalan nya ada disebelah kiri jalan, belok kiri sekitar 200 meter. Setelah itu ada gapura yang sekaligus menjadi tempat bayar tiket masuk. Bayar nya 6000 per-orang. Halaman parkirnya cukup luas, lengkap dengan warung-warung di pinggir nya yang juga menjual makanan-makanan untuk diberikan kepada para kera-kera yang mendiami disekitar pura bukit sari ini.

Jumat, 14 Oktober 2011

Trip to Petang Bag.1 (dihadang Ngaben)

2 oktober 2011 jatuh pada hari minggu, dimana saya biasa mengisi waktu diujung senin sampai sabtu yang cukup sibuk untuk melangkah kan kaki kemana saja yang kebanyakan adalah tempat-tempat yang belum pernah saya injaki sebelumnya. Dan tertuju lah saya pada desa Petang. Memang tidak sebegitu terkenal seperti kuta, nusa dua, tanjung benoa, ubud, sanur, dan daerah-daerah lainnya, tapi bagi saya atmosfer wisata bali sudah meluas hingga ke daerah-daerah pedesaan sekalipun. Di biarkan saja tanpa ada nya campur tangan investor yang mengatasnamakan industry pariwisata pun, mereka masih sangat-sangat menarik dengan kealamian nya.

Sabtu, 01 Oktober 2011

jadi saksi dampak keserakahan industri pariwisata di pulau Serangan

Jadi begini, setelah saya mendapat kabar bahwa di bali ada sebuah pulau kecil yang menjadi tempat favoritnya para penyu untuk bertelur secara alami dan mempunyai kekayaan hayati laut lain nya. Saya pun tertarik dan meng-agendakan pergi melihat pulau yang juga disebut-sebut pulau penyu tersebut. Tetapi pulau tersebut sudah hampir rusak karena dampak dari keserakahan industri pariwisata.

Nama nya pulau Serangan. Terletak sekitar 15 km sebelah tenggara kota Denpasar, pulau ini bisa dijangkau selama kurang lebih 30 menit dari kota denpasar dan berada di sebelah selatan pantai sanur. Cukup mudah untuk menemukan pulau ini, tinggal pacu saja kendaraan melalui by pass ngurah rai. Petunjuk jalan juga sudah cukup jelas kok karena keberadaan pura Sakenan di pulau serangan ini. Pura sakenan adalah salah satu pura yang cukup terkenal di bali karena sejarah nya. Tidak seperti bayangan saya sebelum nya, bahwa untuk mencapai sebuah pulau dari pulau lainnya kita harus menggunakan perahu ataupun kapal laut (jalur laut). Ini tidak, sebuah jembatan megah telah berdiri kokoh dan menjadi awal kerusakan dari pulau serangan ini. Dulu nya saat masih belum ada jembatan yang menghubungkan pulau serangan dan pulau bali, orang-orang beragama hindu yang mau beribadah ke pura sakenan waktu itu harus menggunakan perahu untuk sampai ke pulau serangan. Itu sih katanya, orang saya juga tidak tau kalo dulu pulau serangan itu begitu menakjubkan. Tau nya yaa begini, sudah hampir rusak. Asyik yaa dulu bisa ber-perahu ria sambil jalan-jalan kesana.